Mlaku-Mlaku di Tunjungan Surabaya

Mumpung di Surabaya, saya sempetin buat jalan-jalan di sekitaran Jalan Tunjungan Surabaya, yang mana di sepanjang jalanan ini banyak banget cafe yang berjejeran. Tinggal milih aja mau masuk di cafe yang mana. 

Berhubung saat itu banyak cafe yang masih tutup karena bertepatan dengan high season yaitu waktu lebaran, jadi saya dan teman hanya jalan-jalan nggak jelas aja. Kebetulan siang itu, teman saya juga pengen makan masakan khas Jepang seperti ramen di dalam Pasar Tunjungan. Ya udah saya iyain aja.

Sebelum sampai di pintu masuk Pasar Tunjungan, saya mampir dulu ke Traffic Bun, lumayan lah siang-siang beli burger sambil ngobrol tipis-tipis dulu. 

yummy

Pasar Tunjungan Surabaya

Muter-muter di dalam Pasar Tunjungan yang nggak terlalu besar, ternyata masih banyak tenant yang tutup. Gerai makanan Jepang yang jadi langganan teman saya juga lagi direnovasi kecil-kecilan dan otomatis nggak buka. 

Saya memperhatikan sekeliling pasar, dalaman pasarnya seperti pasar pada umumnya, cuman pas di bagian yang saya lewati ini ada beberapa cafe mini yang tempatnya lumayan cozy juga, padahal ini di dalam pasar lho. Bahkan ada tempat foto box segala yang bernama Photomatics dan buka pada hari itu.

Karena teman lagi pengen makan masakan Jepang dan gagal menemukan di dalam Pasar Tunjungan, akhirnya kita berdua berjalan menyusuri bagian dalam pasar sampai tembus ke sisi seberang dari Tunjungan Plaza. 

Ehh ujung-ujungnya malah nyebrang ke Tunjungan Plaza haha dan makan di RamenYa. Yoweslah.

Selesai urusan makan siang, kita balik lagi ke jalanan Tunjungan karena mobil diparkir di sepanjang Jalan Tunjungan melalui Pasar Tunjungan ini alias jalan pintas, 

Saat melewati jalanan yang sama dengan keberangkatan ke Tunjungan Plaza, kita sempat noleh lagi ke dalam fotobox dan kok ya penasaran. Akhirnya kita berdua masuk ke dalam Photomatics ini. 

Nanya-nanya dulu ke petugasnya, kira-kira jadinya berapa lama, ternyata ada dua box, ada yang foto selfie sendiri dengan kendali ada di tangan kita melalui layar touchscreen dan studio kedua yang difotoin sama fotografernya.

Karena saya buru-buru mengejar kereta, jadi saya pilih fotobox yang mandiri aja. Saking lamanya nggak pernah masuk kota fotobox, sampai lupa caranya wkwkwk. Plusnya lagi sekarang kalau bayar bisa pakai m-banking. Kalau zaman saya dulu, bayarnya ya manual ke petugasnya.

Lagi-lagi saya dan teman dibuat ngakak sama kelakuan diri sendiri gara-gara lama nggak pernah main fotobox, waktu kita pilih frame ya ngasal aja, liat bentukannya lucu yawes kita klik. Pas kita siap-siap foto, seperti biasa wajah kita juga muncul di layar, ya udah kita pose. 

Ehh pas udah kecetak, ternyata wajah kita ada yang kepotong, ternyata kita salah memahami cara meletakkan posisi muka atau badan ke dalam framenya, lah wong di layar udah masuk full, mana tau kalau ternyata hasilnya kepotong mengikuti bentuk frame yang kita pilih.

Tapi lumayan seru lah jalan-jalan meskipun saat itu Surabaya panas pol 😁