Fenomena Pembatalan Hotel Sepihak Saat Moto GP Mandalika

Persiapan saya kali ini ke Lombok memang terbilang santai. Akhir tahun 2021 cek hotel dan pesawat masih normal-normal aja dan saya mengira nanti bulan Februari juga bakalan masih ada hotel dan tiket pesawat saat menjelang Moto GP. 

Semingguan sebelum berangkat ke Lombok, saya mulai buka aplikasi travel dengan niatan mau booking penginapan dan ternyata semua hotel, homestay yang ada di daftar aplikasi OTA sudah full booked untuk tanggal yang saya mau. Segala upaya saya coba, termasuk minta tolong teman blogger asal Lombok si Lalu Fatah untuk mencarikan info penginapan di rumah warga.

Memang ada beberapa rumah warga di sekitaran Kuta yang disewakan dan kalau mendadak pesannya bisa mencapai angka 8 juta semalam. Bahkan, kata si Fatah beberapa bulan sebelum Moto GP pun sudah ada keluarga yang pesan homestay dirumah warga, kisaran harganya juga nggak berbeda jauh, sekitar 5 jutaan. 

Saya mencoba mencari lewat AirBnb juga penuh, waduhh beneran bingung tuh, mau menginap dimana. Hampir tiap hari, kerjaan saya adalah mengecek aplikasi travel agent untuk memastikan kali aja ada kamar yang tercancel gitu. Tapi…susahh.

Drama Hotel 1 

Sampai akhirnya saya menemukan ada 1 kamar kosong di tanggal 18 Maret, tanggal kedatangan saya di Lombok melalui Booking.com yaitu di Oka Homestay. Dengan terbookingnya 1 kamar untuk semalam ini, minimal sudah bisa membuat saya tenang.

Setibanya di Hotel yang disambut dengan wangi dupa dan seekor anjing, saya mulai berjalan masuk ke area resepsionis yang sederhana layaknya ruang tamu biasa. Seorang ibu tua menyambut saya dan langsung bilang tidak ada kamar kosong.

Saya bersikukuh dan menunjukkan email bookingan saya yang terkonfirmasi. Tapi si Ibu malah bilang, dia tidak dapat pemberitahuan dari pihak Booking.com. Sumpah saya emosi banget malam itu. 

Saya balik tanya ke ibunya 

“terus saya menginap dimana ini Buk, saya sudah bayar lho”.

Asli, saya gemes sama ibunya, santai banget malahan.

Jelas-jelas hotel se-Lombok udah full semua. Akhirnya saya coba kirim pesan ke Mbak Andy dan ditawari untuk menginap di rumahnya. 

Drama Hotel 2

Hari Sabtu, tanggal 19 Maret saya bermaksud pindah penginapan dari rumah Mbak Andy ke penginapan Just-In Bed & Breakfast yang beberapa hari sebelum keberangkatan sudah saya pesan melalui AirBnB. 

Sore itu, dengan percaya dirinya saya langsung ngepacking barang bawaan dan meluncur dengan ojek ke Just-In. Sampai di Just-In, dibilang tidak ada notifikasi bookingan saya yang masuk ke sistem komputer hotelnya. Waduhhh dibikin emosi lagi saya disini. 

Saya marahi bagian resepsionisnya juga percuma, yang ada malah saya ngedumel aja. Saya mencoba minta nomor telepon pemiliknya tapi nggak ada respon. Saya coba menghubungi via Direct Message melalui website AirBnb juga nggak direspon. 

Saya ngademin kepala dulu dengan duduk di bagian lobinya, by the way Just-In Bed & Breakfast ini ternyata penginapan OYO. Saat itu saya coba iseng lagi membuka aplikasi OTA seperti Tiket dan Traveloka dan ternyata ada dong kamar kosong di Just-In, tapi dengan harga yang melonjak tinggi banget. Intinya, disana ada kamar kosong, tapi kalau yang pesan berani membayar dengan harga tinggi itu, sudah pasti bakalan dikasihkan kamarnya.

Fenomena Pembatalan Hotel Sepihak

Baru kali ini di High Season momen Moto GP, saya mengalami dicancel sepihak oleh pihak hotel. 

Saat saya nongkrong dengan Mbak Andy dan Alid di Hotel Maktal, dan disini ketemulah sama owner Hotel Maktal yang juga kenalan mbak Andy, kita bahaslah soal hotel yang dibooking sepihak sama hampir semua hotel di Lombok. Dan memang kenyataannya, siapa yang berani membayar saat hari H dengan harga tertinggi, udah pasti akan dibilang kalau kamar kosong. 

Saya juga menceritakan soal pembatalan sepihak dari Oka Homestay sebelumnya, indikasinya sama, pemilik hotel lebih memilih tamunya yang membayar dengan harga berkali-kali lipat lebih besar daripada harga kamar saya yang hanya dihargai ratusan ribu.

Di event Moto GP nggak dipungkiri banyak calo hotel terselubung juga. Menurut cerita owner Hotel Maktal yang juga kecolongan soal bookingan kamar di hotelnya, jadi ada oknum yang sengaja membooking beberapa kamar di Hotel Maktal dan ternyata kamar itu dijual lagi ke orang lain dengan harga yang fantastis. 

Di Hari ke-5 di Mataram, saya menginap di OYO Madania dan dari sini juga terbongkarlah rahasia pemilik hotel kenapa mereka melakukan cancel sepihak. Jadi, momen Moto GP memang menjadikan pemilik penginapan benar-benar mendapatkan keuntungan yang luar biasa banyak. Seperti dari harga penginapan yang normalnya dimulai dari tarif 150 ribuan bisa di mark-up sampai harga 1 juta per malamnya. 

Bocorannya nih, pihak hotel bisa menginformasikan ke customernya kalau hotel yang dipesan tidak masuk ke sistem hotel karena kesalahan sistem dan tergiur pemasangan rate hotel dengan harga tinggi, kan lumayan tuh buat nambahi biaya operasional hotelnya. Jadi jika ada tamu yang berhasil booking dengan tawaran harga tertinggi, otomatis prioritasnya dialihkan ke tamu “spesial” ini tadi. Sedangkan mereka yang sudah booking jauh-jauh hari dengan rate normal tentu saja dicuekin.

Ada yang pernah mengalami kejadian yang sama seperti saya kah?