Peran Internet dalam Mendukung Kelestarian Budaya Gandrung di Banyuwangi

peran internet IndiHome



 “Mbak, weekend ada acara apa tidak?” sahabat saya bertanya melalui chat Whatsapp di hari Jum’at sore.

Sudah bukan rahasia umum lagi kalau tiap weekend, teman saya selalu bertanya seperti itu. Maklum, terkadang ajakan sahabat-sahabat, saya abaikan karena bentrok dengan agenda kegiatan saya yang lain.

Namun, weekend sekarang kebetulan saya memang ingin bermain di kota tetangga yaitu Banyuwangi ditambah iming-iming ajakan dari sahabat kalau Hari Sabtu akan berkunjung ke Sanggar Penari Gandrung.

Kabupaten Banyuwangi memang tidak asing buat saya, karena area kerja saya juga meliputi wilayah Kabupaten Banyuwangi, selain itu agenda berkunjung atau sekadar staycation di Banyuwangi bisa saya lakukan sebulan 2 kali atau dua bulan sekali.

Kegiatan yang saya lakukan jika bepergian ke Banyuwangi tentu saja tidak hanya berdiam diri di hotel atau rumah sahabat, tetapi juga mengunjungi tempat wisata, mengenal budaya dan menikmati kuliner khas setempat. 

Salah satu keinginan saya yaitu bisa mengunjungi langsung kampung Penari Gandrung di Desa Olehsari, Kecamatan Glagah Banyuwangi dan bersyukur bisa terwujud di kunjungan saya kali ini.

Kenali Ragam Budaya di Kabupaten Banyuwangi
Indonesia merupakan negara Kepulauan, adapun pulau-pulaunya membentang dari Sabang sampai Merauke.

Mengapa Indonesia disebut negara Kepulauan?
Karena Indonesia adalah negara yang memiliki perairan yang luas. Hampir 2/3 wilayahnya merupakan lautan, antara pulau satu dengan pulau yang lain disatukan oleh laut dan tentu saja hal ini membuat Indonesia memiliki potensi laut terkaya di dunia.

Selain itu, Indonesia juga memiliki sebutan lain yaitu Nusantara. Nusantara sendiri merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan wilayah Kepulauan. Gimana tidak bangga kalau negara sendiri kaya akan pulau-pulaunya yang indah tersebar di berbagai tempat.

Banyaknya pulau-pulau yang ada di negara Indonesia, tentu saja juga berpengaruh pada keanekaragam budaya, adat istiadat, suku dan bahasa daerah. Tetapi semua perbedaan ini bukanlah sebuah penghalang bagi masyarakatnya, justru dengan adanya perbedaan semakin bisa memperkuat rasa nasionalisme masyarakatnya.

Begitu juga dengan ragam budaya di Kabupaten Banyuwangi, yaitu sebuah kota yang terletak di ujung timur Pulau Jawa, kota yang penuh dengan sejarah dan sampai sekarang masih kental dengan adat istiadat tertentu. Keberagaman budaya yang ada di Kabupaten Banyuwangi terus dilestarikan sampai sekarang oleh masyarakatnya yang memang memiliki kepedulian yang tinggi terhadap warisan leluhur. 

Warisan budaya yang masih bisa disaksikan yaitu seperti :
warisan budaya banyuwangi



Kebo-keboan
Namanya unik, pertama kali mendengar kalau di Banyuwangi ada budaya kebo-keboan terdengar agak aneh ditelinga saya. Sesuai dengan namanya, budaya ini menampilkan kebo-keboan atau manusia yang didandani seperti kebo atau kerbau, lengkap dengan tanduknya. 

Kebo-keboan biasanya diadakan setiap awal bulan Suro di Desa Aliyan dan Alasmalang Banyuwangi. Tujuan dari ritual kebo-keboan yang sudah dilakukan selama 300 tahun ini yaitu untuk mengungkapkan rasa syukur atas hasil panen yang melimpah. Kerbau mempunyai simbol sebagai tenaga andalan bagi petani. Binatang kerbau juga merupakan binatang yang lekat dengan kebudayaan agraris yang mana kerbau dan sapi merupakan binatang yang membantu petani dalam mengolah lahan sawah. 

Aktivitas pertama dari ritual kebo-keboan ini dimulai dengan syukuran di sepanjang jalan desa, kemudian dilanjutkan dengan mengarak 30 kebo-keboan di empat penjuru desa yang dipimpin oleh tokoh adat yang disebut dengan ider bumi. Selanjutnya, acara diakhiri dengan sebar benih oleh para kebo-keboan sebagai tanda harapan warga untuk musim panen selanjutnya.

Jaranan Buto
Jaranan Buto merupakan kesenian dari tanah Blambangan. Yang membedakan jaranan buto dengan tradisi jaranan yang lain yaitu pada propertinya. Properti Jaranan Buto khas Banyuwangi yang digunakan yaitu kuda-kudaan dan digambar dengan wajah menyerupai buto atau raksasa. Wajah si pemain yang memerankan juga dirias menyerupai buto dengan raut muka berwarna merah, mata besar dan rambut panjang gimbal.

Seblang
Seblang merupakan ritual untuk mengusir tola bala dan didakan di dua desa yaitu Desa Olehsari dan Desa Bakungan. Perbedaannya adalah seblang di Desa Olehsari diadakan setelah Idul Fitri dengan penarinya yang masih perawan sedangkan di Desa Bakungan diadakan setelah Idul Adha dan penarinya sudah menopause.

Meras Gandrung
Meras Gandrung merupakan ritual yang menandai bahwa seseorang sudah dinyatakan lulus dan siap melakukan pementasan tari gandrung secara utuh. Untuk menjadi seorang gandrung tidak sekadar menarikan tari gandrung, tetapi juga perlu latihan secara khusus dari gandrung yang lebih dulu ada. 

Tari Gandrung, Tarian Khas Banyuwangi
Pernah mendengar Festival Gandrung Sewu?

Iya, Festival Gandrung Sewu ini merupakan event tahunan yang rutin digelar Pemerintah Kabupaten Banyuwangi sejak tahun 2012. Pada awalnya Gandrung Sewu diadakan untuk mengenalkan kebudayaan Banyuwangi khususnya Gandrung ke khalayak luas. Namun, sampai sekarang Gandrung Sewu sudah menjadi ikon pariwisata budaya Kabupaten Banyuwangi.

Gandrung Sewu atau tarian Gandrung Sewu adalah simbol persembahan kepada penguasa Padi, yaitu Dewi Sri. Dewi Sri ini dianggap telah memberikan nikmat berupa panen kepada para petani di Banyuwangi. Tarian ini dipentaskan dalam bentuk berpasangan antara perempuan atau disebut dengan penari gandrung dan laki-laki atau pemaju yang lebih dikenal dengan sebutan paju.

Budaya kesenian Tari Gandrung ini pada zaman dahulu digelar semalaman. Dibawakan oleh kaum lelaki yang didandani menyerupai perempuan. Tetapi sejak tahun 1910, Tari Gandrung Sewu mulai berganti dilakukan oleh perempuan.

Meskipun sudah diadakan beberapa kali, saya masih belum berkesempatan melihat langsung Festival Gandrung Sewu ini, keinginan saya yaitu bisa melihat langsung tarian Gandrung ini dibawakan langsung oleh penari gandrung senior yang ada di Banyuwangi.

Pertunjukan festival Gandrung Sewu ini bukanlah pertunjukan biasa, dengan adanya festival bertaraf Internasional tentu saja memberikan dampak positif bagi pariwisata Kabupaten Banyuwangi seperti bisa meningkatkan kunjungan wisatawan dan menggerakkan ekonomi kreatif masyarakat setempat.

Generasi Muda dan Kelestarian Seni Budaya Banyuwangi
Hidup di zaman serba teknologi seperti sekarang memang memudahkan siapa saja untuk mengakses informasi. Dulu, sebelum digempur dengan teknologi seperti smartphone, masyarakat mengetahui berita terkini melalui radio atau pengumuman di Balai Desa setempat. 

Sudah bukan rahasia umum lagi kalau kesenian tradisional mulai berkurang peminatnya terutama di kalangan anak muda. Masuknya budaya asing sedikit melunturkan kepedulian generasi muda sekarang terhadap kesenian tradisional atau budaya leluhur.

Jika menemukan berita terkait orang asing yang tertarik belajar kesenian Indonesia, saya selalu dibuat kagum. Mereka yang bukan Warga Negara Indonesia justru lebih senang belajar segala hal mengenai kesenian dan budaya Indonesia, seperti wayang, gamelan, karawitan atau dalang.

Harusnya nih, baik di masa sekarang ataupun masa yang akan datang, tindakan melestarikan warisan leluhur bukan lagi ditentukan sepenuhnya oleh pemerintah, tetapi oleh masyarakat sendiri, seperti para pelaku seni atau pemerhati seni supaya kesenian dan budaya yang sudah ada tidak hilang atau musnah ditelan zaman.

Masuknya budaya barat dan modernisasi sekarang ini sudah menjadi konsumsi sehari-hari generasi muda yang membuat mereka secara perlahan meninggalkan budaya sendiri, seperti tidak mau mempelajari kesenian daerah karena dianggap kuno dan tidak nge-trend.

Pandemi dan Keberlangsungan Tari Gandrung
Siapa sangka kalau di awal tahun 2020 terjadi gelombang pandemi virus Covid-19 dan menyebabkan pertunjukan Festival Gandrung Sewu ditiadakan oleh pemerintah Kabupaten Banyuwangi. Pandemi juga berdampak pada sektor budaya khususnya kesenian gandrung yang digagas oleh sanggar seni tari gandrung di Desa Olehsari, Kecamatan Glagah Banyuwangi.

Pandemi juga membuat sanggar seni tari Gandrung sepi pengunjung, aktivitas menari yang merupakan mata pencaharian para penari Gandrung senior mendadak berkurang jadwalnya. Semua kegiatan kesenian di Banyuwangi seperti mati begitu saja. Hal inilah yang membuat saya dan teman-teman berinisiatif menghidupkan kembali kesenian warisan leluhur dan inilah PR kita.
tari gandrung
Maestro Gandrung Banyuwangi


Tingginya angka penderita Covid-19 membuat pergerakan aktivitas di luar ruangan juga dibatasi, begitu juga dengan kegiatan pertunjukan yang melibatkan masyarakat umum. Pasalnya, untuk mengurus surat ijin keramaian saja juga sulit. 

Saya dan teman-teman penggiat kesenian daerah maupun pariwisata mempunyai inisiatif untuk mengadakan “Reuni Para Penari Maestro Gandrung” dengan menggelar pertunjukan secara online, yaitu melalui Live Instagram, Live Streaming Youtube dan Live Streaming di Facebook. 

Kegiatan ini tentu saja mendapat sambutan yang antusias dari anak-anak muda Banyuwangi, terbukti dengan banyaknya mahasiswa yang ikut bergabung dengan menjadi volunteer atau relawan dengan proses seleksi juga.

Publikasi kegiatan ini memang jauh-jauh hari sudah dipersiapkan, tim mulai menginformasikan adanya kegiatan “Reuni Bersama Maestro Gandrung” melalui sosial media dan menginformasikan secara personal ke sahabat-sahabat yang lain supaya semakin banyak yang mengetahui perhelatan Tari Gandrung ini.

Event kecil-kecilan yang kita gelar memang tidak bertaraf internasional, tetapi dengan event ini, saya ikut bangga menjadi salah satu bagian kecil yang bisa membuat penari senior tari Gandrung tersenyum dan mempunyai kesibukan baru meskipun hanya beberapa jam saja. Harapannya, setelah event kecil yang kita kerjakan bisa terus berlanjut dengan datangnya wisatawan lain untuk mengunjungi Desa Penari Gandrung ini. Live Streaming yang diadakan berisikan konten sejarah tari gandrung mulai ada di Banyuwangi, kisah sang Maestro Penari Gandrung yang diundang sampai ke Istana Negara bahkan juga tampil di luar negeri. Terlihat binar mata bahagia saat mereka menceritakan kisah lalu yang memang nggak mudah untuk bisa menjadi Penari Senior Gandrung. 
tari gandrung
Persiapan sebelum Live Streaming


Saya yang mendengarkan cerita Sang Maestro Penari Gandrung serasa diajak ke masa lalu di era tahun 70-an, saat mereka masih berusia muda dulu. Untuk mengapresiasi karya-karya mereka, saya dan sahabat-sahabat juga memberikan kenang-kenangan pigura dengan foto para penari senior ini. 



Wujud Cinta Generasi Muda dan Peran Internet untuk Mendukung Kelestarian Budaya
Sebelum pelaksanaan event Live Streaming bersama Maestro Penari Gandrung, tentu dibutuhkan persiapan, untuk memulai publikasi secara online pastinya saya membutuhkan jaringan internet yang cepat dan berkualitas bagus. Selama ini saya mempercayakan layanan internet di rumah dari Telkom Indonesia sejak adanya Speedy dan sekarang berubah ke layanan yang dinamakan IndiHome.

Sejak pandemi, hampir semua bentuk penyampaian informasi dilakukan secara digital atau lebih tepatnya sering disebut dengan istilah digital marketing. Dengan pemasaran secara digital, jangkauan iklan bisa lebih luas. Sama halnya yang dilakukan saya dan sahabat-sahabat yang menginginkan informasi pelaksanaan event reuni bersama Maestro Penari Gandrung bisa diakses oleh banyak orang. Pastinya nih, karena event ini diadakan secara online, penonton acara pastinya dari seluruh Indonesia. Apalagi platform sosial media yang digunakan tidak hanya melalui Instagram saja, tetapi juga Youtube dan Facebook.
penari gandrung senior


Selama event berlangsung, keempat Maestro Gandrung yang menjadi bintang tamu yaitu Mak Sunasih, Mak Temuk, Mak Supinah dan Mak Dartik benar-benar menunjukkan penampilan yang sempurna. Meskipun usia sudah tidak muda lagi, tapi gerakan tarian maupun tangannya tetap terlihat luwes.

Untuk bisa menikmati pertunjukan kesenian tradisional seperti tarian Gandrung ini memang perlu diinfokan jauh-jauh hari, karena para penari juga perlu persiapan sebelum tampil di depan publik. Sehingga, saya dan tim berupaya untuk mencari cara bagaimana supaya kesenian daerah maupun budaya yang sudah berakar di Banyuwangi bisa dinikmati oleh semua orang, salah satunya adalah dengan membuat website pariwisata. 

Website yang saya dan sahabat rintis bersama ini dimaksudkan untuk mempermudah wisatawan yang ingin mengenal lebih jauh Kabupaten Banyuwangi dari segi budaya dan pariwisatanya, seperti membuka Open Trip atau jelajah wisata bersama-sama. Dalam hal ini tentu saja dibutuhkan peran internet. 

Tidak hanya wisata alam saja yang kita tawarkan, tetapi juga wisata budaya seperti menonton pertunjukan tari Gandrung dengan penari senior sekaligus belajar sejarah mengenai tari Gandrung. Dengan menggunakan jasa agent tour lokal pastinya.

Memutuskan untuk mencoba market yang lebih luas dengan membuat website, dibutukan persiapan yang matang, misalnya seperti ingin menampilkan menu atau widget apa saja dalam website tersebut supaya tampilannya lebih user friendly dan tidak membuat pengunjung website kebingungan. Memang selama ini kalau saya sedang berkutat dengan website lebih memilih jaringan internet yang tidak lambat, karena kalau lambat bisa membuat pekerjaan sedikit terhambat. 

Internetnya Indonesia sejauh yang saya rasakan sampai sekarang sudah bagus, bahkan jangkauannya sudah mulai masuk ke daerah-daerah. Kalau jaringan internet sudah merata, informasi budaya, jasa open trip wisata atau informasi mengenai pelaksanaan event akan semakin mudah diketahui seluruh masyarakat Indonesia.

Beruntung dirumah sudah bisa berselancar di dunia maya menggunakan IndiHome dari Telkom Indonesia. Indonesia Digital Home atau IndiHome adalah salah satu produk layanan dari PT. Telkom Indonesia (Persero) Tbk berupa paket layanan komunikasi dan data seperti telepon rumah (voice), internet (Internet on Fiber atau High Speed Internet), dan layanan televisi interaktif (UseeTV Cable, IPTV).

IndiHome resmi diluncurkan pada tahun 2015. IndiHome juga merupakan salah satu program dari proyek utama Telkom, Indonesia Digital Network 2015 dan dalam penyelenggaraannya Telkom menggandeng sejumlah pengembang teknologi telekomunikasi untuk membangun rumah berkonsep digital. IndiHome hadir dengan memberikan penawaran pilihan kecepatan Internet unlimited hingga 300 Mbps, pastinya selain cepat, akses Internet IndiHome juga lebih stabil dan tahan terhadap cuaca.

Eksistensi IndiHome dalam Mewujudkan Kreativitas Generasi Muda

Zaman sekarang, generasi muda benar-benar dimudahkan caranya untuk bisa berkreasi. Misalnya, jika kita suka mengabadikan momen di lingkungan sekitar, kemudian mencoba mengirimkan hasilnya ke website penyedia foto, pastinya akan ada yang mengapresiasi karyanya seperti membeli hasil foto tersebut. Semua tindakan ini tentu saja membutuhkan koneksi internet untuk mengupload foto-foto ke website penyedia jasa layanan foto.

Banyaknya kebutuhan masyarakat yang berbeda-beda, IndiHome dari Telkom Indonesia memberikan beberapa pilihan paket internet yang bisa dipilih. Semuanya bisa disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing.


langganan indihome


indihome


Dengan adanya internet yang lancar dan kecepatan yang mumpuni, pastinya membuat anak-anak muda sekarang semakin bersemangat untuk membuat konten yang positif. Ide dan media untuk menyalurkan karya-karya anak muda biasanya juga tidak jauh-jauh dari yang namanya berselancar di dunia maya.


Manfaat Internet dalam Mendukung Nilai-nilai Budaya
Hidup di era digital sekarang ini memang memudahkan saya dalam berinteraksi. Tidak hanya dengan teman-teman sendiri tetapi juga dengan pelanggan dari jasa Open Trip Wisata yang saya buka. Siapa sangka kalau wisata alam dan budaya di Kabupaten Banyuwangi semakin dikenal luas karena banyaknya wisatawan baru yang menginginkan jelajah wisata bersama tim saya. Semua ini tentu saja karena adanya internet yang semakin meluas dan dukungan dari Telkom Indonesia yang memberikan pelayanan internet dengan mudah.

Manfaat internet yang saya rasakan sebagai pendukung kelestarian budaya di Banyuwangi yaitu seperti :
internet indonesia indihome



1. Membuat iklan dan dishare di sosial media
Iklan dibuat tidak selalu dengan dana yang besar, dengan bermodalkan desain di Photoshop dan ajakan yang tepat tentu akan menarik wisatawan baru untuk semakin penasaran dengan jasa yang saya tawarkan. Dan pastinya mereka juga penasaran dengan kebudayaan lain yang ada di Banyuwangi.

2. Membuat website
Website adalah salah satu cara untuk menjangkau konsumen lebih banyak. Segala informasi dari jasa open trip atau cerita ringan khas blog juga bisa ditayangkan di website dan memberikan kesempatan ke khalayak untuk menikmati cerita-cerita yang disuguhkan di dalam suatu website.

3. Mengirim file dokumentasi perjalanan
Pastinya nih setiap kita mengikuti tur jelajah suatu daerah pasti tidak lupa untuk mendokumentasikan dalam bentuk foto atau video dan kalau mengikuti jasa open trip dari agen tur sudah disediakan dalam paket perjalanannya.

Setelah trip selesai, pihak agen akan mengirimkan file foto-foto ke tamunya melalui email. Hal ini dibutuhkan internet dengan kecepatan tinggi karena ukuran file foto atau video biasanya besar.

4. Membuat invoice
Invoice adalah penagihan yang saya berikan ke client dan untuk mengirimkan tagihan tentu saja dibutuhkan internet. 

Tidak hanya invoice saja, biasanya setiap ada client yang masuk, akan meminta ke tim saya untuk dibuatkan penawaran. Segala bentuk komunikasi untuk deal pun juga melalui email sehingga lebih terkordinasi dengan baik.

5. Melakukan live streaming
Kegiatan pertunjukan yang menarik dan sakral seperti tarian Gandrung juga memberikan kesempatan kepada masyarakat yang tidak bisa hadir di lokasi untuk sama-sama bisa menikmati tarian tersebut. Sehingga, jaringan internet yang baik dibutuhkan dalam hal ini.

Tidak bisa dipungkiri kalau aktivitas saya sekarang memang tidak jauh-jauh dari penggunaan internet dan bersyukur bisa merasakan manfaat tak terbatas dari Internetnya Indonesia agar saya bisa terus mengexplore potensi diri dan potensi daerah disekitar saya tinggal.

Dengan internet yang dihadirkan oleh IndiHome bisa membuka peluang bagi Maestro Gandrung Banyuwangi untuk terus berkarya dan memperkenalkan budaya Banyuwangi kepada wisatawan yang datang.


Sumber referensi :
https://nasional.kompas.com/read/2008/09/14/02422737/~Oase~Cakrawala?page=all
https://indihome.co.id/blog/penjelasan-lengkap-dan-menarik-seputar-indihome-fiber
www.rri.co.id
www.banyuwangi.merdeka.com
www.mediabanyuwangi.com
www.republika.co.id




Comments

  1. Nah ini dia yang aku tunggu tunggu dari liputan mba ai..Eksplore kebudayaan Banyuwangi. Soalnya sejak viral KKN Desa Banyuwnagi, aku jadi menaruh minat pada kultur dan segala hal tentang Banyuwangi yang ternyata banyak hal hal baru yang aku tahu dan menarik banget untuk dipelajari. Aku juga takjub yang penari gandrung masih ditarikan oleh mereka yang dah senior. Pastinya gerakan gerakan tarinya dah luwes banget. Kostumnya juga cantik merah merona dan apik buat diabadikan dalam beberapa kali jepretan. Lalu yang lebih menarik lagi karena pernah sekilas liat di youtube yang bab Seblang. Ternyata di 2 desa itu bisa ditarikan oleh 2 orang pada fase umur yang berbeda ya. Menarik banget emang, jadi pengen dolan Banyuwangi hihihi

    ReplyDelete
  2. dalam dunia pariwisata emang internet memikiki peran penting
    apalagi soal budaya banguwangi aku jadi tau banyak soal kampung kemantren, kampung karitan, terus sumur banyuwangi sampe pantai pantainya.
    aku juga bis atau event nari gandrung kapan dilaksanakan
    sayang dulu pas ke sana belum ada evennya
    semoga nanti aku bisa cari lagi di internet event ini
    nagihi soalnya mbak kalau ke Banyuwangi

    ReplyDelete
  3. pengen banget belajar tari tradisional dan melestarikannya :D

    ReplyDelete
  4. Indonesia ini memang negara kepulauan. Saya pas lihat peta, pulau-pulau disatukan oleh laut. Karena itu, Indonesia sangat beragam ya, Mbak. Termasuk budaya di Banyuwangi.
    Saya belum pernah ke sana, dan pengin ke sana. Namun karena perkembangan zaman, saya pun bisa tahu kebudayaan di sana. Misalnya saat ada kesenian, bisa menyaksikan lewat live streaming.

    ReplyDelete
  5. Budaya adalah salah satu punyumbang minat turis. Ingin mengenalnya dan membaca masalalu yang terkenang. Para turis memerlukan tempat tinggal, kendaraan dan bahkan Guide . Mereka menyewa hotel dan kendaraan bahkan makan makanan lokal memberikan efek ekonomi pada penduduk sekitar. Sedangkan internet adalah alat untuk memberi tahu yang lain. Bahwa disini ada kebudayaan yang indah. Lengkap Wes
    Btw belum pernah seklai saja ke Banyuwangi. Mentok ke Jember aja

    ReplyDelete

Post a Comment

Terima kasih sudah mampir. Jangan lupa tinggalkan komentar biar saya senang