Di Kabupaten Sikka
ini, identik dengan wisata religi. Beberapa diantaranya saya kunjungi, yaitu :
1. Gereja Tua
Sikka
Selanjutnya,
perjalanan berlanjut ke Gereja Tua Sikka yang terletak di Kampung Sikka,
Kecamatan Lela. Perjalanan dari Maumere menuju Sikka lumayan jauh, kurang lebih
1,5 jam-an, saya sampai tertidur, melek, tidur lagi di dalam bis. Awalnya
jalanan aspal yang bis lalui cukup lama dan ketika saya membuka mata,
pemandangan lautan nampak ditepian jalan dan kontur jalanan sudah bukan aspal
lagi.
” Ah, sebentar
lagi pasti akan sampai ” pikir saya
Dan ternyata benar.
Saya nggak sabar
buat segera turun dan foto-foto dengan latar Gereja Tua yang dibangun pada
tahun 1899 ini. Ngomongin sejarah dari Gereja Tua ini, menurut Wikipedia, yaitu
sebuah Gereja yang dibangun oleh umat Paroki Sikka bersama dengan Pasturnya
yang berasal dari Portugis, Y. Engbers SJ.
|
Wajah Gereja Tua Sikka |
|
Kios yang menjual kerajinan tangan warga Sikka |
|
Numpang nampang |
Bangunan gereja
ini cukup menarik, bangunannya bergaya arsitektur kuno Eropa, langit-langit
atap sebagian besar dari material kayu yang terlihat kokoh, altar juga nampak
dihiasi dengan kain motif tenun khas Flores dan ketika masuk, kita akan disambut
oleh 2 buah patung di kanan dan kiri.
|
Disambut oleh 2 buah patung di pintu masuk |
|
Suasana dalam gereja |
Berjalan turun di
samping Gereja, ibu-ibu penjual kain menyambut kedatangan turis yang datang
kesana. Mereka mulai menawarkan manik-manik kalung layaknya souvenir dan kain
yang dijual disini sebagian besar sudah tertera harga jualnya, masih bisa
kurang kok, tergantung nego dengan si pembuatnya.
|
Deretan kain-kain yang dijual |
|
Ibu-ibu penjual kain tenun Sikka |
|
Bangunan rumah yang sudah tidak berfungsi lagi |
|
Bangunan di dalamnya sudah rusak |
Dibagian belakang
ini, terdapat rumah panggung yang kondisinya sudah nggak bagus lagi. Pintu
kamarpun yang terdapat di dalam area rumah sudah nggak berfungsi dengan baik. Dari sini pula kita bisa melihat luasnya
lautan biru.
Kembali ke halaman
depan Gereja, dibagian depan kanan gereja terdapat ruangan luas mirip hall yang
satu pintunya dibuka dan terdapat kaca etalase yang menjual bermacam pernik-pernik
aksesoris seperti gelang atau kalung, seperti yang dijajakan ibu-ibu tadi.
|
Kerajinan tangan yang dijual di etalase |
Dibagian kanan dan
kiri gereja terdapat pemakaman Nasrani, meskipun begitu terlihat anak-anak asik
aja bermain di tempat ini.
2. Bukit
Nilo – Patung Bunda Maria Segala Bangsa
Perjalanan
kembali dilanjutkan menuju Bukit Nilo yang ditempuh kurang lebih 1 jam-an.
Jalan yang dilalui menanjak terus dan kecil, cukup untuk 1 ukuran bis, dan
kalau mobil sedan masih bisa 2, itupun sampai nyungsep-nyungsep ke pinggiran
jalan. Bukit Nilo ini merupakan tempat untuk wisata ziarah. Disini terdapat
Patung Bunda Maria Segala Bangsa. Terlihat beberapa pengunjung melakukan ritual
berdoa di bawah patung ini.
|
Dari parkiran masih berjalan kaki untuk menuju Patung Bunda Maria |
Di bagian
depan patung terdapat deretan bangku-bangku panjang melingkar, yang
terbuat dari semen bukan dari
bangku-bangku kayu. Di sisi lainnya, terdapat patung Bunda dengan ukuran lebih
kecil yang terdapat di balik pohon yang ringan. Dari bagian belakang sini, kita
bisa melihat view kota Maumere dan
sekitar Nilo dari atas.
|
Patung Bunda Maria Segala Bangsa di Nillo |
|
View kawasan Nilo, Sikka dari Puncak Bukit Nilo |
3. Bukit
Tanjung
Menghabiskan
sore hari dengan menikmati sunset dan hamparan ilalang di Maumere bisa
dilakukan di Bukit Tanjung. Di
puncak Bukit Tanjung ini terdapat simbol salib yang terbuat dari lapisan keramik.
Untuk naik ke puncaknya cukup menguras tenaga yang bikin ngos-ngosan dan enaknya
tangganya juga sudah disemen, jadi lebih mudah.
|
Jalur trekingnya tangga semen |
|
Bukit-bukit |
|
Sunset di Bukit Tanjung |
|
Senja di Bukit Tanjung |
|
Hamparan ilalang di Bukit Tanjung |
Tapi semua
perjuangan itu terbayar dengan pemandangan luar biasa cakepnya dari atas. Mau
foto-foto dengan tidur-tiduran di ilalang yang luas banget juga nggak ada yang
melarang, mau jingkrak-jingkrak sampai kaki pegel juga boleh banget. Sudah
nggak terhitung lagi berapa kali saya mengucap syukur dan kekaguman alam
Indonesia yang indah bangettttt.
jadi pengen kesini nih..
ReplyDeleteayoo mba cindra ke sana. Eh btw, mb cindra di femina. Padahal dulu waktu aku masih kuliah, ngebet banget kerja di femina lho hehehe
ReplyDeleteTerima KAsih atas partisipasinya di TFP 33
ReplyDeletesalam kenal, salam hangat dari bintaro :)