Jam 1 dini hari,
saya dan teman-teman sudah siap untuk meninggalkan Hotel Gardena Maumere untuk
menuju Danau Kelimutu, danau yang terkenal dengan 3 warnanya yang bisa
berubah-ubah itu. Alhasil, tidur pun dilanjutkan di dalam bis. Lumayan jauh
juga, kurang lebih 3 jam-an kita sudah sampai di pelataran parkir Danau Kelimutu.
Masih jam 4 pagi dan dingin banget. Bukan efek AC bis kok, dinginnya beneran
bikin menggigil dan sukses membuat jaket tebal saya untuk pertama kalinya
dipakai.
Beberapa teman
saya ada yang keluar ke toilet dan sekembalinya mereka ke bis, si Silvi maupun
Beatrice bilang kalau bintang diluar baguss.
”Bintangnya baguss
banget, keren”
Karena kata ”bagus”
disini terdengar penuh penekanan, saya pun penasaran dan keluar juga akhirnya
dari tempat duduk bis.
Dan, baru kali ini
saya melihat bintang-bintang bertebaran buanyakk buanget, bercahaya terang dan
rapat. Kalau biasanya di Jawa saya lihatnya cuma seuprit dan letaknya
berjauhan. Bener apa yang dibilang temen-temen tadi. Sayangnya saya nggak kepikiran buat motret.
Untuk menuju Danau
Kelimutu, kita masih harus tracking. Kita dipandu sama local guide namanya Pak Markus. Katanya sih terkenal sampai di luar
lho.
 |
Bersama Pak Markus |
Jalanan yang dilalui awalnya tanah namun semakin ke atas terdapat tangga
yang sudah disemen dan lumayan bagus untuk dilalui pengunjung. Capek ? banget. Dingin
dan capeknya naik tangga yang nggak tahu jumlahnya ada berapa itu terbayar
dengan pemandangan yang luar biasa indah. Danau yang selama
ini saya lihat di lembaran mata uang jaman di tahun 90-an, sekarang ada di
depan mata saya. Dan akhirnya saya berhasil juga mencapai puncak Gunung
Kelimutu walaupun ditengah-tengah jalan, saya merasa nggak sanggup lagi untuk meneruskan.
 |
Masih ingat dengan uang ini ? |
 |
Sunrise yang ditunggu-tunggu |
 |
Tiwu Nuamuri Koofai
Danau yang pertama
yaitu Tiwu Nuamuri Koofai. Disini dibangun sebuah tugu, dengan
undak-undakan yang bisa digunakan pengunjung untuk duduk-duduk santai sambil
menunggu matahari terbit. Terlihat juga beberapa penjual minuman hangat seperti
kopi, mie instan cup.
|
 |
Keluarga besar heboh berpose |
 |
Jalur tangga yang digunakan untuk mencapai puncak |
 |
Penjual minuman hangat & mie instan cup |
 |
Relief di salah satu sisi undak-undakan |
Sedangkan danau
yang airnya berwarna hitam terletak di bagian belakang tugu tempat saya duduk-duduk
bernama Tiwu Ata Mbupu. Di dekat pagar pembatasnya terdapat prasasti yang
berjudul ”Perubahan Alam, Kepercayaan Abadi”.
 |
Tiwu Ata Mbupu |
Bagus bangeeetttt... Pengen kemari
ReplyDeletehai mb mila, iya nih, ayo jalan2 ke indonesia timur, nggak kalah bagus dengan tempat yg lain
ReplyDeleteHuwaaaa Ini danau 3 warnakan??? Kapan ya saya bisa ke sana >.< Wajib ke sana pokoknya!!
ReplyDeleteiya mbak, Indonesia banyak tempat bagus, cantik-cantik kekayaan indonesia
ReplyDeletemy dream destination :))
ReplyDeletedari kecil selalu make a wish mau kesini, belum ada waktu dan kesempatannya aja nih :((
Semoga ntar pny banyak waktu ya mbak buat jalan-jalan ke floresnya
ReplyDelete