Thailand Trip : Drama di Hari Pertama – Mencari Lokasi Glur Central Pratunam Hotel



Perjalanan melelahkan kali ini adalah perjalanan Surabaya – Bangkok yang menghabiskan waktu hampir seharian. Sebenarnya trip kali ini adalah random, tiket pertama yang saya miliki adalah tujuan Surabaya – Kuala Lumpur yang dibeli ketika promo Air Asia dan waktu keberangkatan yang saya pilih masih 9 bulan lagi dari bulan pembelian tiket. 

Karena “cukup bosan” dengan Kuala Lumpur, saya berpikir untuk melanjutkan flight lagi ke Negara lain dan akhirnya Negara Thailand saya pilih sebagai destinasi untuk dikunjungi. Tiket pembelian tujuan Bangkok Thailand ini dibeli 2 bulan sebelum tanggal keberangkatan dan bukan dari hasil promo, ya karena hasil pemikiran detik-detik terakhir. Alhasil, kurang lebih 1 bulanan saya survey online mengenai penginapan, transportasi dan rencana tujuan Thailand akan kemana saja.

Selisih waktu antara flight kedatangan dari Surabaya dengan flight lanjutan dengan tujuan Bangkok adalah 3 jam, waktu 3 jam ini terasa hectic sekali seperti dikejar deadline kerjaan.


Finally, Thailand

Negara Thailand atau yang juga dikenal dengan sebutan Negara Gajah Putih memang saat ini menjadi primadona destinasi wisata. Sistem transportasi pun juga sudah canggih layaknya Negara Singapura, khususnya MRT.


Selamat Datang di Thailand
Kurang lebih jam 1 siang, pesawat yang saya tumpangi mendarat mulus di Bandara Internasional Don Mueang Bangkok. Kali ini saya ingin mencoba naik transportasi umum yaitu Bis dari Bandara menuju BTS Mochit. Dari hasil baca-baca blog dan nyasarlah ke blog si Nugie yang memang detail banget penjelasannya mengenai transportasi, saya pun menuju pintu keluar Bandara mencari papan nama tempat pemberhentian Bis A1.


Tempat pemberhentian Bis

Bis A1 yang akan saya naiki menuju BTS Mochit

Sedikit cerita drama dari sini dimulai, setelah saya naik Bis, saya merogoh kantong jaket dan tidak menemukan paspor, langsung saja saya minta kondektur untuk kembali turun. Saya balik ke dalam bandara menuju tempat pembelian SIM Card (dan akhirnya tidak terbeli juga) karena di counter inilah saya mengeluarkan paspor yang awalnya akan digunakan sebagai registrasi nomor. Kebingungan pun terjadi dan… ternyata saya menemukan di kantong jaket sisi satunya, #PanicModeOn. Entahlah hari itu saya merasa nggak  konsentrasi dengan maksimal.

Saya pun kembali menuju lokasi pemberhentian Bis dan kembali menunggu Bis selanjutnya. Kesan pertama menaiki moda transportasi ini nyaman dan bersih. Alangkah baiknya jika ada rencana untuk naik Bis sediakan uang receh atau nominal kecil, saya aja sampai dikasih uang sama mbak-mbak penumpang sebelah, karena dia tau saya nggak pegang uang koin atau nominal yang kecil. Biaya dari Bandara Don Mueang sampai lokasi BTS Mochit adalah 30 Baht. Melas banget tapi merasa beruntung di Negara asing ada yang bantuin. 

Saya turun di halte Bis dekat dengan Stasiun BTS Mochit, itupun turun dengan rasa was-was karena takut salah turun, mbak-mbak sebelah ditanyai Mochit juga nggak ngerti dimana turunnya, kondektur pun ada di depan. Alamak.


BTS Mochit

Tujuan pertama tiba di Bangkok adalah mencari lokasi hotel yang sudah saya pesan sebelumnya, pilihan saya jatuh pada Glur Central Pratunam. Inipun karena hasil dari baca-baca Blog, di penginapan ini sering diinapi oleh turis dari Indo dan katanya sih lokasinya mudah dicari. Baiklah, mari saya buktikan seberapa “mudahnya” saya menemukan Hotel ini.

Saya turun di BTS Ratchathewi, kemudian mencari anak tangga turun dari stasiun dan mengambil Exit ke kiri, lalu berbalik arah sampai menemukan perempatan dan berjalan menyusuri sisi pertokoan sampai 7Eleven, dan belok gang pertama setelah 7Eleven. Maka papan nama Glur Pratunam akan terlihat. Ini adalah ringkasan petunjuk dari blog yang saya baca untuk menuju Hotel.
Kenyataannya, setelah saya menemukan 7Eleven, ada jalan aspal cukup lebar, saya pun belok ke jalan ini, karena ini adalah gang pertama setelah 7Eleven menurut pengertian saya. Saya menyusuri jalan ini tapi tidak tampak papan nama Hotel, saya kembali putar arah dan balik lagi ke dalam 7Eleven untuk bertanya pada pegawainya dan mereka nggak ngerti yang saya maksud. Memang, rata-rata dari warga Thailand jarang yang berkomunikasi dengan Bahasa Inggris. 


Menyusuri jalanan ini

Saya pun berjalan balik lagi menuju perempatan, mungkin saya salah  belok dari awal, kembali lagi menyusuri jalan malah nggak menemukan 7Eleven.



 “Berarti harusnya jalan tadi yang benar”, pikir saya

Saya pun lelah menggeret koper, untung aja pakai koper yang tinggal geret. Saya kembali bertanya ke ibu penjual sosis di trotoar dan dia juga nggak bisa Bahasa Inggris, hanya Bahasa tubuh yang dia arahkan ke saya yaitu seperti kode motor.

“Ohh mungkin saya disuruh naik ojek kali ya”, gumam saya

Dia meninggalkan saya sendirian di lapaknya dan ternyata memanggil temannya, seorang Bapak tua dengan motornya. Ibu ini meminta temannya untuk mencarikan alamat hotel yang saya pesan dengan berpanduan pada print out booking hotel yang sudah tertulis alamat dengan Bahasa Thailand meskipun hurufnya kecil-kecil. Karena ibu ini baik banget, saya memutuskan untuk membeli 2 potong sosis jualannya. Itung-itung imbalan kan.


Ngajak ibunya selfie, dengan muka udah nggak fresh :(

Bapak tua ini menyusuri daerah Pratunam di jalan-jalan sempit yang banyak digelar panganan kaki lima dan dia bertanya kesana kemari kepada orang-orang yang ditemui, tapi petunjuknya mengarah muter-muter saja di dalam gang-gang kecil ini.



“Indonesian Embassy, Indonesian Embassy”, sahut saya sedikit membantu dengan menyebutkan kata kunci ini.

Karena hotel saya ini, menurut Blog yang saya baca berlokasi di seberang Kantor Kedutaan Indonesia.

Bapak tua ini nggak putus asa mengantarkan saya muter-muter mencari Hotel dan akhirnya ketemu juga jalan yang dimaksud. Dan akhirnya saya bisa melihat papan nama Glur Central Pratunam.

Sebagai imbal balik dari bantuannya, saya memberikan beberapa lembar Baht.

Ternyata, hotel Glur Central Pratunam ini bukan berada di pinggir jalan yang sering dilewati kendaraan wara-wiri, lokasinya berada di  dalam komplek halaman besar yang disisi-sisinya juga berdiri ruko atau resto kecil dan papan namanya pun juga tidak akan mudah dikenali dari jalan besar karena tertutup oleh mobil-mobil yang banyak terparkir di halaman itu.


Lift di dalam Hotel


Diseberang jalan adalah Kantor Kedutaan Indonesia
Saya pun merebahkan tubuh di kasur mini setelah pencarian selama hampir 3 jam-an, sambil mencoba menikmati sosis yang tadi saya beli daann ternyata itu adalah sosis ***i. Astaga……


Hikmah dari kejadian ini :

  • .    Memang jika niat menginap di Hotel, untuk hari pertama mungkin mencari Hotel yang agak “bernama” kali ya. Sebelum memutuskan menginap di Glur Pratunam, ada beberapa pilihan hotel yang saya incar, karena masih belum paham transportasi, jadinya ya pilih yang banyak dibahas di blog. Transportasi mungkin bisa naik taksi langsung dari Bandara, tapi karena takut argonya mahal, nggak jadi juga.
  •    Agak susah juga memperhitungkan sejauh mana jarak dari MRT ke hotel, kadang penjelasan yang menyebutkan sekian menit jalan kaki, realitanya cukup jauh juga.
  • .    Kebanyakan warga lokal tidak bisa Bahasa Inggris, hindari membeli makanan kaki lima jika ada pantangan makanan tertentu, terutama daging.








Comments

  1. Yaa ampun, aku juga pernah nggak konsen gini. Nyariin kunci motor pdhl ada disaku jaket. Uhu. Alhamdulillah ya ktmu juga hotel yg dimaksud meskipun kudu geret2 koper tanya sana tanya sini. Wkwkwk

    ReplyDelete
    Replies
    1. hahaha iya mb perjuangan bertanya pun juga "menguras energi"
      kalau kunci motor waduhh saya sering banget lupa mba, meskipun udah dikasih gantungan tali panjang sampe dililit2 segala ya kadang lupa juga

      Delete
  2. selamat yah Mbak sudah menjejakan kakinya di Thailand. Saya mah belum pernah,hihihi..., mana oleh oleh gantungan kunci buat saya,hahah.bercanda.

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehehe Thailand salah satu wish list yang kesampaian kang, aku melupakan gantungan kunci malah nggak kepikiran beli :D

      Delete
  3. pengalaman yang mengasikkan…..

    Thank you for sharing

    ReplyDelete
  4. Waduuh mba, untung paspornya nggak hilang ya :O

    By the way, saya kalau ke Bangkok pasti cari hotelnya naik taxi online semacam GRAB. Meski sudah beberapa kali main ke Bangkok, setiap kali cari hotel better naik taxi. Kapok saya soalnya pas pertama kali naik transportasi umum sama seperti mba, susah carinya sampai sakit kaki saya jalan ke sana ke sini hehehe. Ohya tarif GRAB nggak mahal mba kalau di Bangkok. Ditunggu kelanjutan ceritanya ya mba, nggak sabar bacanya :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. temen aku yg stay di Bangkok awalnya menyarankan naik taksi juga, karena bingung bin galau akhirnya nekat naik transport umum, cukup menyiksa untuk mencari hotel yang agak nyelip gini

      Delete
  5. gagal fokus, ternyata di thailand masih ada sevel yaaa.. hihi..
    duduw, muter-muter 3 jam nyari hotel, pusying juga yaaa. apalagi ditambah sambil makan sosis ***i. gimana tuh rasanya, enak gak? hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. hahahaha pusing mbak, putus asa ga nemu nemu hotelnya
      rasanya ya agak keras sih dagingnya waktu itu hahaha

      Delete
  6. Wahhh baru tau banget nih kak ak, ternyata pesan sekarang berangkatnya masih bisa beberapa bulan kemudian, kirain bakal ada masa expirednya gitu, berarti itu udah dibayar ya ?

    ReplyDelete
    Replies
    1. untuk tiket setau aku tidak ada masa expirednya ya, ini tiket sudah aku bayar langsung ketika pesan di websitenya kak

      Delete
  7. Yang paling menantang keluar negeri di Asia itu kayaknya masalah bahasa ya Mba, saya bahasa Inggris aja yes no doang, itupun ketambahan muncrat kalau ngomong Inggris mulu hahahaha.
    Apalagi kalau sulit mencari orang yang mengerti bahasa Inggris, duh sebaaalll.

    Agak aneh ya, sementara saya liat anak-anak kecil di Bromo aja loh pandai berbahasa Inggris, karena sering datang bule, lah di sana kok ya banyak bule lagi tapi tetap menolak bahasa Inggris hihihi

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mba rey, masalah bahasa memang menjadi salah satu "kendala" waktu traveling, ujung-ujungnya tebak-tebakan pakai bahasa tubuh dan mencoba mengerti apa yg orang lain omongin.
      kayak waktu di vietnam, orang yg aku ajak ngomong aja cuman mesem mesem geleng geleng, kan bingung ngomong sendiri akhirnya hahaha

      nah di Bromo atau Bali banyak nemuin anak anak kecil ngomong bahasa inggris, karena mereka sendiri selain belajar dari sekolah juga langsung dipraktekin.. Yang paling salut lagi, duluuu berita cukup viral juga, anak SD di bali jualan souvenir sampai mahir banyak bahasa (lupa berapa bahasa), belajarnya aku kira otodidak. hebat

      Delete
  8. Mbak ainun, disana beneran banyak lady boy kah? Hahaha.. canda mbak

    ReplyDelete
    Replies
    1. hai mbak, iya banyak banget disana, aku aja susah ngebedainnya, temenku yang lama stay di sana udah hapal ciri cirinya :D

      Delete
  9. kalau nugie emang raja asean, blognya lengkap tentang asean ahaha..

    weleh kebayang paniknya kek mana pas 'kehilangan' paspor, huhu.. untungnya cuma nyelip wkwk..

    lalu muter-muter 3 jam.. lalu sosis pig,, wah komplit dah dramanya..

    -Traveler Paruh Waktu

    ReplyDelete
    Replies
    1. pengen cari ilmu soal asean tinggal baca blog si nugie,dipahami dimengerti, cuss dipraktekin haha
      iya paspor ibarat nyawa berharga, malah sekarang muncul aturan kalo ilang didenda sejuta. widihh

      Delete
  10. Ulala... Ke Thailand...

    Udah lama gak ke Thailand. Tiket sekarang berapa mbak?

    ReplyDelete
    Replies
    1. ini aku beli untuk keberangkatan dari KL kayaknya 300-400 (lupa persisnya, ga buka filenya hehe), lalu tiket balik ke KL lagi yg agak mahalan, mungkin 600-700

      Delete
  11. Oh begitu ya ternyata di Thailand penduduknya masih belum sering berbahasa Inggris. Jadi cari hotel yang sudah ternama aja kalau gitu mbak biar ga pusing hihihihi.. Senangnya jalan2 banyak cerita serunya. TFS.

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mbak beberapa warga lokalnya cukup banyak yang nggak bisa bahasa inggris, aku ngobrol sama anak sekolah aja yg aku kira oke bahasa inggrisnya, ternyata ujung-ujungnya bahasa nunjuk-nunjuk aja

      iya next mending nyari hotel yg "ternama" dikit ya hehe

      Delete
  12. Terima kasih sudah menggunakan thetravelearn sebagai rujukan informasi Anda (ala ala customer service)

    Pas trip ke Hainan bulan November kemarin aku juga jalan seharian. Dimulai dari naik kereta ke Jakarta, naik kereta ke bandara Soetta, flight ke Singapura, transit semalaman, baru terbang ke Hainan.
    Kalo aku, setibanya di bandara selalu membiasakan diri untuk menukar uang, entah dengan membeli makanan atau SIM card.

    Btw kamu kok kurusan gitu, Ai. Habis atau sedang sakit kah?

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya gie kadang seharian waktunya udah habis di perjalanan aja. nah waktu nyampe bandara malah ga jadi beli sim card, dengan entengnya bawa mata uang gede naik bis :D
      haha aku agak susah gemukan, mungkin waktu itu lagi kurang makan hahaha

      Delete
  13. hehe kendala bhasa bngget mba sepertinya, nyari alamat hotel aja sampe 2 orang yg bantu..

    ReplyDelete
    Replies
    1. hahaha iya ampun banget dah ini pokoknya, mau rebahan aja perjuangannya luar binasa :D

      Delete

Post a Comment

Terima kasih sudah mampir. Jangan lupa tinggalkan komentar biar saya senang