Responsible Travel Yuk, Kenapa Tidak !

Traveling bukanlah sesuatu yang “wah” sekarang ini. Semua orang, dari kalangan mana saja, tua muda, remaja maupun dewasa bisa melakukannya. Dulu, ketika masih diberlakukan fiskal bagi mereka yang ingin bepergian ke luar negeri, mungkin frekuensi traveling tidak sesering seperti saat ini, terutama bagi mereka yang masih berstatus mahasiswa. Sekarang, jangankan karyawan, mahasiswa pun yang hobi jalan-jalan bisa dengan puas menyalurkan hobinya tersebut lantaran tiket promo mudah didapat dan kebijakan fiskal yang sudah dihapus. Gaya traveling pun bermacam-macam dan tergantung si pejalan. Mau geret koper oke, mau bawa backpack yang lebih praktis juga oke. Free.

Banyaknya pejalan yang traveling kesana kemari, membuat mereka menginginkan bentuk kenangan yang berbeda selain foto album, yaitu dengan menuangkan pengalamannya ke dalam tulisan di blog pribadi yang juga bertujuan sebagai tempat untuk berbagi info mengenai destinasi suatu tempat. Nah, dari sinilah akhirnya muncul blog-blog yang banyak mengulas tentang dunia traveling dan seluk-beluknya dan kerap disebut travel blogger.
Gili Trawangan yang membiru
Blog dari travel blogger ini memudahkan mereka yang hobi traveling, begitu juga dengan saya, rajin wara-wiri atau blogwalking untuk mencari referensi destinasi wisata yang akan saya tuju. Cerita keseruan dan review baik dari segi akomodasi maupun transportasi  dari travel blogger ini, juga menjadi pertimbangan saya ketika memutuskan untuk mencoba apa yang telah mereka lakukan. Dan sekarang, saya pun tidak perlu bersusah payah untuk mencari informasi destinasi wisata yang akan saya tuju, karena blog-blog seperti milik Ariev Rahman (www.backpackstory.me), Fahmi Anhar (www.fahmianhar.com), Debbzie (www.debbzie.com), Cumilebay (www.cumilebay.com) banyak bercerita mengenai tempat-tempat wisata baik domestik maupun internasional.

Traveling pun tidak asal sembarangan traveling, saya sendiri di tujuan wisata berusaha untuk menghormati adat maupun tradisi yang berlaku di sana. Seperti ketika berkunjung ke Wae Rebo di Flores yaitu dengan menjaga sopan santun, tidak membuang sampah sembarangan, baik ketika berada di kampung Wae Rebo maupun dalam perjalanan menuju Wae Rebo itu sendiri.
Selain itu, ketika saya liburan ke Gili Trawangan, saya menginap di salah satu rumah warga yang disewakan sebagai tempat penginapan. Traveling yang seperti ini bikin senang, kenapa ? Karena kita sebagai wisatawan, secara tidak langsung membantu perekonomian warga disana. Ya, bagaimanapun kalau pariwisata kita dikelola dengan baik, wisatawan mancanegara akan senang berkunjung ke Indonesia dan pastinya hal ini membawa keberuntungan bagi pemerintah di sektor wisata. Hal tersebut yang dinamakan dengan responsible travel.
Hijaunya Wae Rebo
Sebagai generasi muda, memang tidak banyak yang bisa dilakukan untuk membuat Indonesia dalam waktu sekejap bisa mendapat “nama” di dunia pariwisata Internasional. Tapi, dengan usaha sederhana responsible travel yang diterapkan dalam setiap perjalanan traveling kita, hal itu sudah membantu pariwisata di negara kita ini.

Comments

  1. Wah ada daku disini heheh, makasih ... btw gw blm kesampean ke wae rebo, mudah2an dengan segera bisa kesana #Penasaran

    ReplyDelete
  2. Yupp :) kita musti jadi Responsible traveler :)
    Mau lagi trip ke luar negeri ataupun di Negara sendiri, yang susah kadang ngingetin orang lain untuk ikutan jadi Responsible Traveler

    ReplyDelete

Post a Comment

Terima kasih sudah mampir. Jangan lupa tinggalkan komentar biar saya senang