Gili Trawangan yang Menawan

Menginjakkan kaki di Mataram pagi jam 8. Sesuai dengan yang saya mau. Untungnya agen bis S***** dekat dengan terminal Mandalika, tinggal jalan kaki aja. Sepanjang jalan, tukang ojek menghampiri dan menawari jasanya begitu juga dengan taksi-taksinya. Dengan halus saya tolak dan bilang kalau hanya mau naik angkot saja alias engkel – jaraknya juga nggak terlalu jauh, sudah di depan mata. Ehhh si bapak tukang ojek saya lihat menghampiri si sopir angkot, sepertinya hanya mau bilang kalau saya dan Dini mau naik. Kerjasama yang baik.
Di dalam engkel pun, si bapak kernet asal masukin orang aja, sampai sesak-sesak.. Ciri khas angkotan Indonesia kali yah...

Ada bapak-bapak dan seorang cucunya bertanya pada Dini yang kebetulan duduk disebelahnya, ehhh ternyata tujuannya sama yaitu di Gili Trawangan, bapak nya mau ada acara disana. Ya sudahlah, kita tenang-tenang aja di dalam engkel, lha wong turunnya bareng – sama-sama turun di Pertigaan Pemenang, pokok bapaknya turun, kita ikut turun. Tarif engkel sendiri yaitu 10 ribu perak. 
Engkel yang saya tumpangi melewati Pusuk Monkey Forest. Jalanan yang berliku-liku mengingatkan saya akan rute daerah Jember - Banyuwangi alias Gumitir, persis banget, banyak monyet-monyet juga yang berkeliaran.
Dari pertigaan, dilanjutkan dengan naik cidomo alias dokar menuju Bangsal, titik pemberangkatan ke Gili, cukup bayar 2.500 perak. Karcis perahu Bangsal – Gili Trawangan cukup bayar 10 ribu perak – kecuali kamu mau berenang sama hiu-hiu demi menghemat duit 10 ribu perak. 

Voilla.....kaki saya menginjakkan kaki di Gili Trawangan juga, di depan agen Fast Boat Blue Water Express saya menunggu Pak Wayan yang menguruskan penginapan saya, yang sudah saya booking jauh-jauh hari. 




Pesona Gili Trawangan sendiri sudah sampai di mancanegara. Ada 2 turis cewek yang datang saya lihat membawa buku tebal berwarna biru dari Lonely Planet dengan judul Bali & Lombok gede di sampul depannya, ckckckck...

Setelah beres-beres bentar di penginapan, saatnya berkeliling pulau. Saya menyewa sepeda yang rata-rata disewakan 50 ribu seharian. Nggak jarang pula saya harus turun dari sepeda dan menuntunnya saat melewati jalanan berpasir. Ada juga yang naik cidomo untuk mengelilingi pulau, lebih serunya sih rame-rame kalo ini. Hah, ngos-ngosan juga mengayuh sepeda. Lama nggak pake sepeda model beginian. Dalam rentang waktu 1-1,5 jam 2-3 botol air minum botol, habis tak bersisa, haussss. Mencoba masuk ke area pemukiman penduduk di bagian dalam, nggak ada yang beda dengan kampung-kampung di tempat lainnya. 

Jalanan Kampung

Gili Trawangan termasuk gili yang paling lengkap akomodasinya, apa aja ada – toko, warnet, warung makan, butik, hotel, ATM, bungalow pun bertebaran dimana-mana.
Putihnya Pasir Trawangan

Penginapan di Trawangan

Butik

Akhirnya siang itu, saya dan Dini mencoba makan siang di RM. La-La Poe – seperti rekomendasi dari Buku Travelicious Lombok-nya Fatah, nyarinya aja mondar-mandir, untung mata jelalatan, jadi ngeliat ada papan petunjuk – kecil pula. Rata-rata bayar 10 ribu untuk 1 porsi – tergantung menu juga, kalo lauknya 1 piring sendiri yah tentu harus bayar lebih. 

Puas berkeliling saatnya snorkeling, sewa alat snorkeling 50 ribu. Sayang, temen saya Dini nggak berani ikutan. Alhasil saya pun sendirian di lautan kayak ikan kehilangan emaknya. Sebenernya ada rasa was-was waktu mau nyemplung sendirian, gilaaa...kalo tiba-tiba lenyap trus nggak muncul-muncul....wahhhhhhhh, kata terakhir - PASRAH... Udah jauh-jauh dateng, pokoknya kesana harus nyemplung. 
Ready To Snorkeling

Malam di Gili Trawangan saya kembali menyusuri jalanan utama. Cafe-cafe mulai ramai didatangi turis-turis baik lokal maupun manca, yang tambah keren lagi dengan hiasan lampu disana-sini. Sajian berbagai macam jenis penghuni laut terjejer rapi di pinggir-pinggir jalan, tinggal pilih mau yang mana, beress. Ada juga bazzar makanan, aneka lalapan bahkan sampai martabak pun ada. Nggak ketinggalan, mini bioskop – kira-kira seperti itulah. Kita tinggal pilih VCD Film, mau film yang mana, puter, duduk manis, nontooonnnn.
Suasana Malam Trawangan

Tinggal Pilih Film Yang Mau di Puter

Pagi itu saya dan Dini keasikan ngobrol sampai lupa waktu, saya sendiri juga masih bingung mau ikut GLASS BOTTOM TRIP atau nggak - mikir beginian aja lamanya minta ampun. Ya sudahlah diputuskan untuk ikut Island Hopping. ISLAND HOPPING sendiri jam 8.30, busyettt kalang kabut buat beres-beres, untung masih belum ditinggal. Pffffhhh....













 

Comments